Jumat, 19 Maret 2010

SISTEM OTOMASI INDUSTRI

Ditinjau dari sisi teknologi, Otomasi Industri merupakan integrasi antara teknologi mekatronika, teknologi komputer dan teknologi informasi. Sedangkan definisi Mekatronika menurut Loughborough University (United Kingdom) adalah: "Mechatronics is a design philosophy that utilizes a synergistic integration of Mechanics, Electronics and Computer Technology (or IT) to produce enhanced products, processes or systems". Secara lebih spesifik, diagram sistem mekatronika diperlihatkan pada gambar 2.1 yang merupakan integrasi sinergi antara teknologi mekanik (mekanik konvensional/elektromekanik), kontrol, elektronik (analog/ digital) dan teknologi informasi. Contoh sistem mekatronika sederhana adalah mesin pengemasan permen, mesin pengemasan obat dan kosmetik dan mesin-mesin CNC.

Adapun terdapat beberapa perincian level otomasi menurut Prof. Dr. H. Kirrmann dari Pusat Riset EPFL/ABB Swiss, dengan penjelasan sebagai berikut:
  • Administrasi : Keuangan, sumber daya manusia, dokumentasi dan perencanaan (Administration ) jangka panjang.
  • Perusahaan : Menentukan target produksi, merencanakan perusahaan dan sumber
  • (Enterprise) : daya, mengkoordinir lokasi berbeda, mengatur order/pesanan, memprediksi prilaku proses produksi di masa depan khususnya untuk pemeliharaan peralatan, menelusuri indikasi kunci keberhasilan untuk kepentingan optimasi aset.
  • Rekayasa/Produksi : Mengatur pelaksanaan, sumber daya, alur kerja, pengawasan (Manufacturing) kualitas, jadwal produksi, pemeliharaan, menyimpan data pabrik dan produk untuk keperluan proses berikutnya dengan cara yang aman, menelusuri proses produksi dan produk untuk sistem manajemen dan informasi pabrik (plant information and management system PIMS).
  • Pengawasan : Mengawasi lokasi dan produksi, mengoptimalkan, melaksanakan (Supervision ) operasi, visualisasi proses produksi dalam bentuk panel display / SCADA ) (man-machine interface-MMI), menyimpan data proses dan membukukan operasi produksi.
  • SCADA: urutan perintah operasi, proteksi dan penyambungan.
  • Field : Mengakuisisi data (sensor dan aktuator) dan mentransmisikan data. Level Field berinteraksi dengan sistem mekanis proses (primary technology) secara tidak langsung.

Profesi bidang otomasi industri merupakan profesi yang diperlukan oleh industri manufaktur. Industri ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu industri pembuat/vendor sistem otomasi dan industri pemakai sistem otomasi. Bidang-bidang pekerjaan dari kedua jenis industri ini diperlihatkan pada tabel berikut :

PENGELOMPOKAN SISTEM OTOMASI INDUSTRI

Sistem Otomasi Industri berdasarkan konfigurasi sistem kontrol, fasilitas dan
cakupan kerjanya dikelompokkan menjadi:
  1. Direct Digital Control (DDC), pada sistem ini, proses dikontrol langsung oleh kontroler elektronik/komputer. Sistem ini banyak diterapkan pada pabrik pengolahan dengan mesin prose sederhana (mesin pengemasan kosmetik, mesin pengolahan kayu, mesin pengemasan makanan, mesin pengemasan obat dan sebagainya). Pada level otomasi industri menempati Level-1 (Unit Control/Sell).
  2. Distributed Control System (DCS), Sistem ini menerapkan kontrol terdistribusi, yaitu setiap proses dikontrol oleh masing-masing local controller. Sedangan masing-masing local controller tersebut dikendalikan oleh main controller atau supervisory computer. Sistem ini telah memanfaatkan teknologi jaringan komputer lokal (sering juga dilengkapi denganpanel MMI untuk memonitor proses) dan banyak dipakai pada pabrik pengolahan dengan jumlah proses yang banyak dalam satu jalur produksi (contoh: pabrik pengolahan bahan kimia, pabrik ban, pabrik baja, pabrik kertas dan sebagainya). Pada level otomasi industri menempati Level-1(Group Control).
  3. Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), Sistem ini dapat dikatakan sebagai DCS yang dilengkapi dengan fasilitas:
  • Display visualisasi proses yang sedang berjalan,
  • Display alarm and kejadian untuk gangguan (alarm log, logbook),
  • Display trend data (numerik dan grafik) dinamis dan hasil analisisnya,
  • Display handbook, datasheet, inventory, expert system (documentation),
  • Komunikasi dan sinkronisasi data dengan kantor pusat.
Pada level otomasi industri menempati Level-2 (SCADA).

PEMETAAN FUNGSI PEKERJAAN BIDANG OTOMASI INDUSTRI
Area fungsional pekerjaan di bidang Otomasi Industri dibagi atas:
  1. Pengoperasian yaitu meliputi fungsi pekerjaan mengoperasikan peralatan dansistem otomasi industri (hard dan software) sesuai spesifikasi operasi yang dipersyaratkan.
  2. Pemeliharaan dan Perbaikan yaitu meliputi fungsi pekerjaan memelihara dan memperbaiki peralatan dan sistem otomasi industri (hard dan software) agar tetap berada pada kondisi sesuai yang dipersyaratkan dari waktu ke waktu.
  3. Perakitan dan Instalasi yaitu meliputi fungsi pekerjaan merakit dan menginstal peralatan dan sistem otomasi industri (hard dan software) sesuai perencanaan.
  4. Pengetesan dan Komisioning yaitu meliputi fungsi pekerjaan mengetes mengatur dan mengevaluasi performa peralatan dan sistem otomasi industri (hard dan software) sesuai yang dipersyaratkan dalam perencanaan.
  5. Perancangan dan Pembuatan yaitu meliputi fungsi merencanakan dan merealisasikan peralatan dan sistem otomasi industri (hard dan software) sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan.Analisis Manufaktur
PERKEMBANGAN CAE
Di negara-negara industri seperti Jepang dan Amerika, CAE dipakai oleh hampir seluruh lapisan industri. Baik besar, menengah maupun kecil. Keuntungan pemakaian CAE dalam proses pengembangan sebuah produk bisa disimpulkan sebagai berikut:
Tanpa bantuan CAE, jumlah prototipe yang harus diuji coba sangat banyak sebelum dinyatakan lulus dalam test spesifikasi dan keamanan produk. Dengan CAE, ujicoba bisa dilakukan secara virtual sehingga prototipe yang diperlukan bisa dikurangi secara signifikan. Karena biaya prototipe sebuah produk yang belum diproduksi massal sangat besar, CAE memainkan peranan sangat penting dalam dunia manufaktur modern.
Setiap perubahan disain bisa diuji secara virtual, oleh karena itu frekuensi ujicoba berkurang drastis dengan CAE. Hal ini menyebabkan sebuah produk bisa diselesaikan dalam tempo yang singkat dan dengan akurasi yang tinggi.
Berbeda dengan ujicoba lapangan, simulasi dengan komputer tidak memiliki banyak batasan kondisi eksperimen. Misalnya, dalam ujicoba lapangan kecepatan tabrakan mobil yang bisa dicapai sekitar 50-60 km/jam, paling cepat sekitar 80 km/jam. Tetapi dalam simulasi, tabrakan dengan kecepatan sebuah mobil balap formula 1 pun bisa dicapai. Dengan kelebihan ini, produk bisa diuji dengan berbagai kondisi ekstrim yang akan meningkatkan kualitas produk tersebut.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian CAE ini adalah kecenderungan memakai software CAE sebagai blackbox yang selalu memberikan hasil benar dalam kondisi apapun. Padahal output dari software CAE tergantung pada input yang diberikan oleh operatornya. Bila input yang diberikan mengandung kesalahan, atau hipotesa-hipotesa yang diambil tidak tepat, maka hasilnya pun akan salah. Di sinilah diperlukan tenaga CAE yang memiliki pengatahuan memadai baik dari segi teori komputasi, maupun dari sudut pemahaman fenomena yang dianalisanya. SimulasiTeknik berusaha memberikan jalan untuk memahami dua hal tersebut: teori komputasi dan masalah rekayasa.

KESIMPULAN
Telah diuraikan diatas sistem otomasi industri betapa pentingnya sistem ini di pakai dalam suatu perusahaan indusri karna sangat membantu daya kerja perusahaan industri tersebut.dinegara Negara berkambang & maju pun menggunakan sistem ini Karena pentingnya, kebutuhan industri akan tenaga-tenaga terampil di bidang CAE/CAPP meningkat pesat. Bahkan di negara-negara industri baru yang terkenal dengan sebutan BRIC (Brasil, Rusia, India dan Cina), kebutuhan tenaga CAE/CAPP ini mengalami boom.