Minggu, 03 April 2011

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KETAHANAN NASIONAL

PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI

DALAM KETAHANAN NASIONAL

Dunia, memasuki abad ke-21 atau Milenium III ditandai dengan perubahan fundamental pada berbagai sisi kehidupan manusia, terlebih kemajuan di bidang transportasi, telekomunikasi, ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat hubungan antar-manusia menjadi lebih dekat. Perpindahan manusia dan barang antar-negara lebih mudah dan lebih sering karena modal transportasi yang tumbuh dengan pesat. Pergerakan modal juga mengalami perubahan yang cepat, saat ini setiap orang bisa menanamkan investasi melintasi negara melalui pasar modal di berbagai negara yang terkoneksi ke seluruh dunia. Teknologi telekomunikasi dan informasi membuat komunikasi antar-manusia di berbagai belahan dunia dapat berjalan dengan cepat dan real time. Informasi bergerak dengan leluasa dan tidak ada satu negara pun yang dapat membendung informasi dari luar. Intinya muncul kekaburan batas-batas negara (borderless) dan semakin menyatunya dunia dengan resiko munculnya saling ketergantungan antar-negara (interdependensi). Keadaan ini disebut dengan globalisasi, yaitu ketika dunia menjadi sebuah desa global (global village) yang memperpendek jarak dan interaksi manusia di berbagai belahan bumi.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat pada era globalisasi. Semua negara sudah merasakan dampak dari globalisasi tersebut. Globalisasi telah menyebar keseluruh dunia dengan hasil teknologi yang telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia dan menimbulkan perubahan yang sangat mendasar dalam tatanan hubungan antar bangsa ini yang lebih banyak dikendalikan oleh negara-negara maju, serta hubungan kerja sama yang terus meningkat sehingga terasa kurang seimbang. Namun keadaan ini tidak selamanya menguntungkan, globalisasi menjadikan masa depan yang dihadapi bersama penuh dengan ketidakpastian, perubahan adalah sesuatu yang tak bisa dihindarkan bahkan cenderung berkembang menjadi suatu gejala baru yang penuh dengan kontradiksi, konflik maupun pembalikan arah. Tantangan sebuah bangsa dan negara akan semakin rumit dan berat. Belakangan, masyarakat dunia juga menghadapi berbagai krisis yang diakibatkan oleh terkurasnya sumber energi dan sumber makanan dunia yang menggenapi krisis ekonomi yang makin mengglobal. Krisis pangan, krisis energi, krisis ekonomi, bahkan krisis air menjadi ancaman yang tidak boleh disepelekan. Negara-negara yang tidak memperhatikan ketahanan pangan dan ketahanan lainnya akan mudah terpuruk menjadi bangsa yang lemah dan tergantung dari bangsa lain.

Teknologi Informasi, dapat diartikan menjadi teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel). Teknologi Informasi ini bisa diterapkan di berbagai bidang, baik itu olahraga, hukum, agama bahkan ketahanan nasional.
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Ketahanan nasional disini tidak hanya meminta kita untuk bertahan atau mempertahankan kemerdekaan kita dari segala macam bentuk penjajahan, namun kita juga dituntut untuk terus berusaha mencapai Tujuan Nasional Bangsa Indonesia. Disinilah peran teknologi informasi berfungsi, selain juga dari faktor masyarakatnya sendiri.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) adalah kekuatan nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa, tak terkecuali bangsa Indonesia yang harus dipelihara dan dikembangkan serta didayagunakan sepenuhnya secara efektif untuk pelaksanaan Pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan daya saing nasional yang kokoh menuju Tujuan nasional. Pemanfaatan, penguasaan dan pengembangan Iptek dalam Pembangunan nasional dapat mengalami ATHG (Ancaman, tantangan, Hambatan, Gangguan) yang timbul baik dari luar maupun dari dalam, sehingga dapat mengganggu pelaksanaan Pembangunan nasional menuju tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itulah ketahanan Iptek perlu selalu ditingkatkan, agar gerak langkah pemanfaatan, penguasaan, dan pengembangan Iptek dalam Pembangunan nasional berjalan sesuai dengan harapan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diyakini bahwa kemampuan dan ketangguhan Iptek suatu bangsa adalah salah satu unsur penting bagi Ketahanan nasional yang perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dan proporsional dalam rangka proses pensejahteraan rakyat.

Maka dalam pencapaian Keberhasilan pengembangan teknologi yang mampu menunjang tercapainya tujuan nasional bangsa Indonesia maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengaruh Globalisasi memungkinkan ketergantungan antar negara dalam semua aspek kehidupan akan semakin kuat. Pengembangan dan penguasaan teknologi canggih yang menjadi karakteristik utama tidaklah mudah untuk dikuasai dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus mengejar ketertinggalannya di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dalam waktu yang relatif cepat terutama dalam bidang satelit dan roket, melalui proses alih teknologi yang dapat dicapai dengan melakukan kerjasama strategis dengan mitra dari negara lain tanpa mengganggu kepentingan nasional.

2. Keberhasilan program penguasaan teknologi nasional sangat ditentukan pula oleh peran pemerintah pada sisi pendanaan. Peran pemerintah sebagai sumber pendanaan pada saat ini dan masa mendatang bagi pengembangan dan penguasaan teknologi sangat diperlukan. Hal ini dapat dilakukan melalui prioritas pemerintah dengan melibatkan pendanaan APBN. Di samping itu usaha-usaha pelibatan pihak swasta asing atau domestik, BUMN dan kemitraan antara BUMN dan swasta (asing dan dalam negeri) dalam bidang pengembangan dan penguasaan teknologi perlu dilakukan sejauh tidak mengganggu kepentingan nasional bangsa Indonesia.

3. Dalam upaya mempercepat proses penguasaan teknologi melalui pola kerjasama dengan mitra asing, maka dapat dilakukan melalui kerjasama teknik antar negara berkembang, pemanfaatan forum-forum internasional (GNB dan D-8), kerjasama bilateral antar negara sedang berkembang, dan pembentukan pilot project di bidang kedirgantaraan.

4. Perkembangan teknologi pada umumnya akan membawa implikasi hukum pada penggunanya, terutama bila kepentingan strategis para pengguna mengalami konflik antara satu dengan yang lainnya. Konflik kepentingan ini dapat meliputi para individu pengguna teknologi baru maupun meliputi konflik kepentingan nasional antar negara. Untuk menghindari dampak negatif dari perkembangan dan penguasaan teknologi terhadap kepentingan nasional, maka Indonesia perlu menyusun perangkat hukum yang mengatur pelaksanaan penguasaan IPTEKyang jelas dan tegas serta bersifat antisipatif.

Dari perspektif Pertahanan Keamanan, terdapat 5 (lima) inti bidang keilmuan dan teknologi Informasi dan Komunikasi, yaitu:

1. Infrastruktur komunikasi dan Keamanan Informasi. Infrastruktur Komunikasi. Infrastruktur komunikasi memiliki peran sangat penting dalam siklus keputusan untuk Komando dan Kendali (K2). Dalam paradigma Network-Centric Warfare (NCW), infrastruktur komunikasi menghubungkan sensor-sensor (divais, sistem dan personil) yang digelar secara strategis guna mendukung kegiatan Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (ISR) dalam pelaksanaan misi-misi pada masa damai maupun masa perang. Keamanan Informasi. Transmisi sinyal antar infrastruktur TIK dan sensor-sensor memiliki probabilitas tinggi untuk disadap, dibelokkan, diubah atau diganggu secara elektromagnetik. Informasi dalam pelaksanaan misi-misi operasi dalam bentuk apapun baik taktis maupun strategis harus memiliki perisai berlapis dan hal ini dapat dicapai dengan teknik-teknik pengamanan informasi yang handal dan anti-tembus.
2. Sistem Sensor dan Wahana berbasis TIK. Sensor-sensor adalah ujung tombak dalam satu sistem Pertahanan Nasional berbasis TIK. Sensor-sensor ini digelar di berbagai lokasi strategis dalam bentuk wahana-wahana berawak maupun tak berawak di matra udara (Aerial Vehicle), matra darat (Ground Vehicle) dan matra laut (Sea/Submersible Vehicle). Beberapa di antara sensor-sensor tersebut dilengkapi dengan kemampuan Kecerdasan Tiruan (Artificial Intelligent) agar mampu melaksanakan misi di daerah rawan secara mandiri (self-governing).
3. Pengolahan data, suara dan video. Data, video dan suara adalah sumber-sumber informasi yang dikumpulkan oleh sensor-sensor dalam aktifitas ISR-nya. Pengolahan dilakukan semenjak informasi diterima dari sensor-sensor hingga menjadi informasi komprehensif sebagai dasar bagi pengambilan keputusan untuk K2. Termasuk di dalamnya adalah metoda dan teknik fusi informasi untuk memperoleh information signature untuk memberikan alternatif keputusan yang akan diambil oleh pimpinan operasi atau Panglima TNI.
4. Sistem operasi, latihan dan Manajemen. Sistem Operasi dan Latihan. Kesuksesan pelaksanaan misi operasi dalam rangkaPertahanan Nasional terkait erat dengan kekontinuitasan latihan guna mempertahankan dan meningkatkan keahlian serta kompetensi pribadi dan kelompok. Dalam penggelaran misi operasi, TIK memegang peranan sangat penting untuk dapat meminimalkan siklus keputusan Observe, Orient, Decide, and Act (OODA). Siklus keputusan minimal memberikan kemungkinan besar untuk dapat mereduksi kerugian personil, materiil dan juga anggaran. Siklus keputusan minimal dapat dilatih melalui infrastruktur latihan berbasis TIK. Manajemen. Dalam mengelola infrastruktur baik untuk operasional, latihan kering dan basah serta yang berkaitan dengan logistik diperlukan satu pola manajemen yang tepat dan cepat karena tidak hanya menyangkut personil namun juga materiil yang terdiri atas infrastruktur TIK dan sensor-sensor.
5. Konsep Pertahanan dan Keamanan khas Indonesia berbasis TIK. Konsep Pertahanan dan Keamanan suatu negara sangat berkaitan dengan budaya bangsa dan lingkungan alamnya. Penggunaan teknologi , baik tradisional maupun modern, dalam Sistem Pertahanan dan Keamanan merupakan pendukung untuk peningkatan kualitas sistem. Dengan demikian sistem Pertahanan Keamanan suatu negara tidak dapat ditiru oleh negara lain, namun dapat memberikan inspirasi. Konsep Perang Rakyat Semesta dan kemanunggalan rakyat dengan TNI-POLRI yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan dan keamanan dapat dikembangkan dengan dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi.